ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
SINDROMA NEFROTIK
A. Pengertian
Merupakan suatu kondisi dimana terjadi perubahan fungsi
ginjal yang bercirikn hipoproteinemia, oedema, hiperlipidemia, proteinuri,
ascites dan penurunan keluaran urine.
B. Tanda dan Gejala
Sebagai sebuah sindroma (kumpulan gejala), tanda / gejala
penyakit sindroma nefrotik meliputi :
-
Proteinuria
-
Hipoalbuminemia
-
Hiperkolesterolemia/hiperlipidemia
-
Oedema
Beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain hematuria,
azotemia dan hipertensi ringan. Proteinuria (85-95%) terjadi sejumlah 10 –15
gram/hari (dalam pemeriksaan Esbach) . Selama terjadi oedema biasanya BJ Urine
meningkat. Mungkin juga terjadi penurunan faktor IX, Laju endap darah meningkat
dan rendahnya kadar kalsium serta hiperglikemia.
C. Etiologi
Penyebab umum penyakit tidak diketahui; akhir-akhir ini
sering dianggap sebagi suatu bentuk penyakit autoimun. Jadi merupakan reaksi
antigen-antibodi. Umumnya dibagi menjadi 4 kelompok :
- Sindroma nefrotik bawaan
- Sindroma nefrotik sekunder
- Sindroma nefrotik idiopati
- Glumerulosklerosis fokal segmental
D. Patofisiologi
Penyakit nefrotik sindoma biasanya menyerang pada anak-anak
pra sekolah. Hingga saat sebab pasti penyakit tidak ditemukan, tetapi
berdasarkan klinis dan onset gejala yang
muncul dapat terbagi menjadi sindroma nefrotik bawaan yang biasanya jarang
terjadi; Bentuk idiopati yang tidak jelas penyebabnya maupun sekunder dari
penyakit lainnya yang dapat ditentukan faktor predisposisinya; seperti pada
penyakit malaria kuartana, Lupus Eritematous Diseminata, Purpura Anafilaktoid,
Grumeluronefritis (akut/kronis) atau sebagai reaksi terhadap hipersensitifitas
(terhadap obat)
Nefrotik sindroma idiopatik yang sering juga disebut Minimal
Change Nefrotic Syndrome (MCNS) merupakan bentuk penyakit yang paling umum
(90%).
Patogenesis penyakit ini tidak diketahui, tetapi adanya
perubahan pada membran glumerolus menyebabkan peningkatan permeabilitas, yang
memungkinkan protein (terutama albumin) keluar melalui urine (albuminuria).
Perpindahan protein keluar sistem vaskular menyebabkan cairan plasma pindh ke
ruang interstitisel, yang menghasilkan oedema dan hipovolemia. Penurunan volume
vaskuler menstimulasi sistem renin angiotensin, yang memungkinkan sekresi
aldosteron dan hormon antidiuretik (ADH). Aldosteron merangsang peninkatan
reabsorbsi tubulus distal terhadap Natrium dan Air, yang menyebabkan
bertambahnya oedema. Hiperlipidemia dapat terjadi karena lipoprotein memiliki
molekul yang lebih berat dibandingkan albumin sehingga tidak akan hilang dalam
urine.
E. Penatalaksanaan
Istirahat sampai oedema tinggal sedikit
Makanan tinggi protein 3-4g/kgBB/hari, makanan rendah garam
Mencegah infeksi
Pemberian diuretikum
F. Rencana Keperawatan
Ketidakseimbangan Volume Cairan : Penurunan (intravaskular)
dan Berlebih (ekstravaskular) berhubungan dengan kehilangan protein sekunder
terhadap peningkatan premeabilitas glumerolus.
Tujuan :
Terjadi pemenuhan kebutuhan cairan intravaskular dan
ekstravaskular yang adekuat yang ditandai dengan :
-
Penurunan oedema, ascites.
-
Kadar protein darah meningkat/cukup
-
Berat badan kembali dalam batas normal
-
Output urine adekuat
(450 – 900 cc/hr)
-
Tekanan darah dalam batas normal (D < 54 S >
90)
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
Catat intake dan output secara akurat
Kaji dan catat TD, Pembesaran abdomen, BJ Urine, nilai
laboratorik setiap 4 jam.
Timbang BB tiap hari dalam skala yang sama
Pegang daerah oedema secara hati-hati, laki-laki mungkin
perlu menggunakan penyangga scrotum
Berikan steroid (prednison) sesuai jadwal. Kaji
efektifitas dan efek samping (retensi Natrium, Kehilangan Potasium)
Sesuai indikasi, berikan diuretik dan antasid (untuk
mencegah perdarahan GI akibat terapi steroid)
|
Evaluasi harian keberhasilan terapi dan dasar penentuan
tindakan
TD dan BJ Urine dapat menjadi indikator regimen terapi
Estimasi penurunan oedema tubuh
Mengurangi cidera yang mungkin timbul, mengurangi oedema
Peningkatan ekses cairan tubuh
Pengurangan cairan ekstravaskuler sangat diperlukan dalam
mengurangi oedema
|
Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan
malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan nafsu makan.
Tujuan : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi
Kriteria :
-
Kembalinya nafsu makan
-
Tidak terjadi hipoproteinemia
-
Absorbsi kalori dalam jumlah adekuat
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
Catat intake dan output makanan secara akurat
Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi : Anoreksi, Letargi,
hipoproteinemia, diare
Pastikan anak mendapatkan makanan dengan diet yang cukup
Program anak untuk mempertahankan tingkat energi tubuh
|
Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
Gangguan nutrisi dapat terjadi secara berlahan. Diare
sebagai reaksi oedema intestine dapat memperburuk status nutrisi
Mencegah status nutrisi menjadi lebih buruk
|
0 comments:
Posting Komentar