HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Pengertian
Hiperemesis
gravidarum adalah mual (nausea) dan muntah sebagai suatu gejala yang wajar yang
terjadi pada kehamilan trimester I, ± 6 minggu kehamilan. Mual biasanya terjadi
pada pagi hari dan gejala ini biasa berlangsung ± 10 minggu.
B. Etiologi
Hiperemesis
gravidarum belum diketahui faktor penyebab secara pasti. Adapun faktor
predisposisi, antara lain :
1. Ibu dengan primigravida
2. Mola hidatidosa(HCG berlebihan)
3. Kehamilan ganda (hormon chorionik
gonadotropin dibentuk berlebihan)
4. Masuknya villi khorialis dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resisten yang menurun dari
ibu terhadap perubahan (organik)
5. Faktor alergi
6. Faktor psikologi
C. Data Penunjang
Hiperemesis
gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi menjadi tiga tingkatan,
antara lain :
Pertama, muntah terus-menerus, badan lemah, nafsu
makan tidak ada, BB menurun, nyeri epigastrium, turgor kulit menurun, lidah
kering, mata cekung, tekanan darah sistolik menurun, nadi meningkat 100x
permenit.
Kedua, penderita tampak lebih lemah, apatis,
turgor kulit mengurang, BB menurun, lidah mengering dan kotor, nadi cepat dan
kecil, suhu kadang naik, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. (pada
tingkatan ini biasanya butuh rawat inap).
Ketiga, keadaan umum lebih parah, muntah
berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat,
suhu meningkat, tensi menurun dan biasanya terjadi komplikasi ensefalopati.
D. Patofisiologi
Perasaan
mual akibat kadar estrogen meningkat, mual dan muntah terus-menerus dapat
menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, peningkatan klorida urine, selanjutnya
terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan
menyebabkan tertimbunnya zat-zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan
menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga terjadi ketosis. Hipokalemia
akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah muntah dan merusak
hepar, selaput lendir esopagus dan lambung dapat robek (Sindrom Mallory Weiss)
sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.
E. Penatalaksanaan
Pencegahan
terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilakukan dengan jalan memberikan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberi keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang pada usia kehamilan 4 bulan. Menganjurkan
mengubah pola makan sehari-hari dengan makan dalam jumlah sedikit tapi sering.
Pagi hari waktu bangun tidur, dianjurkan jangan langsung turun dari tempat
tidur tapi dianjurkan untuk memakan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak dan menyiapkan makanan dalam
keadaan hangat. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin. Menghindarkan kekurangan
karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan
yang banyak mengandung gula.
F. Prognosis
Dengan
penanganan yang baik, prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang
berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
Daftar pustaka
Wiknjosastro H Saifuddin AB. Rachimbadhi
T. 1994. Ilmu Kebidanan. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Mansjoer, Arif M. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran. Ed 3. Cet 1.Media Aesculapius. Jakarta.
0 comments:
Posting Komentar