1) Gastroenteritis Acute adalah diare yang jelas dimulainya dan dapat sembuh kembali dengan
normal dalam waktu relative singkat (http:/digilib.ums.ac.id)
2) Gastroenteritis Acute yang ditandai dari diare dan mual muntah merupakan penyebab paling umum
dari kehilangan cairan terutama pada anak-anak
3) Diare sendiri adalah keadaan
frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau, dapat pula
bercampur dengan lendir dan darah, atau lendir saja (Ngastiyah, 1997 ; 143)
4) Diare adalah suatu keadaan
bertambahnya kekerapan dan keenceran buang air besar (Soeparman dan Sarwono
Waspaji,1991;163)
5) Gastroenteritis Acute adalah diare yang terjadi secara mendadak, pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat (dr.IKG Suandi, Sp.A,1998;61)
1.1.2.
Etiologi
1)
Infeksu (Rota virus,
Adeno virus), bakteri (Shigella, Salmonella, E.Coli, Vibrio), parasit
(Protozoa, E.Histolitica, G.Lamblia), Balantidum coli, Cacing perut, Ascaris
tricularis, Strongiludeus dan Jamur candida)
2)
Malabsorbsi, karbohidrat (intoleransi laktosa) lemak
atau protein
3)
Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap
makanan
4)
Imuno defisiensi
5)
Psikologi, rasa takut dan cemas
1.1.3.
Fisiologi
Absorbsi makanan yang telah
dicernakan seluruhnya berlangsung didalam usus halus melalui 2 saluran yaitu
pembuluh darah kapiler dan limfe.
Di villi sebelah dalam permukaan
usus halus, semua makanan yang telah dicerna langsung masuk dalam pembuluh
kapiler darah di villi, dan oleh vena portal dibawa ke hati untuk mengalami
beberapa perubahan. Reflek gastrokolik terjadi ketika makanan masuk kedalam
lambung dan menimbulkan peristaltic didalam usus besar. Reflek ini menyebabkan
defekasi atau buang air besar. Pengeluaran feses rectum biasanya kosong sampai
menjelang defekasi. Setelah makanan mencapai lambung pencernaan dimulai dan
peristaltic didalam usus terangsang untuk merambat kekolon dan sisa makanan
dari hari kemarinnya, mencapai seikum, mulai bergerak, isi kolon pelvis masuk
kedalam rectum serentak peristaltic keras terjadi didalam kolon dan terjadi
pergeseran didaerah perineum. Tekanan intra abdominal bertambah dengan
penutupan glottis dan kontraksi diagfrahma dan otot abdominal, spingter anus
mengendor dan kerjanya berakhir.
Feses tersusun oleh banyak bakteri,
pelepasan epithelium dari usus jumlah kecil zat nitrogen , musin garam kalsium
fosfat dan sedikit zat besi, selulose dan sisa zat makanan lain yang tidak
tercerna dan air.
1.1.1.
Klasifikasi
1)
Diare sekresi : disebabkan oleh infeksi virus, kuman
pathogen dan apatogen, hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan,
gangguan psikis, gangguan syaraf, hawa dingin, alergi dan defisiensi imun
2)
Diare osmotic : disebabkan oleh malabsorbsi makanan,
kekurangan kalori protein (KKP) atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi
baru lahir
1.1.2.
Manifestasi
Klinis
1)
Konsistensi feses cair dan frekuensi defekasi semakin
sering
2)
Muntah (umumnya tidak lama)
3)
Demam (mungkin ada mungkin tidak)
4)
Kram abdomen
5)
Membran mulosa kering
6)
Ubun-ubun bayi cekung
7)
Berat badan turun
8)
Malaise
1.1.3.
Pemeriksaan
Penunjang
1)
Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis, pH
dan gula, jika diduga ada patolerinsi gula (Sugar Intolerance). Biakan kuman
untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika
(diare persisten)
2)
Pemeriksaan darah : dapat perifer lengkap, analisa gas
darah dan elektrolit (terutama Na,K,Ca dan P serum pada diare yang disertai
kejang)
3)
Periksa kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui
faal ginjal
1.1.4.
Penatalaksanaan
1)
Pemberian jenis cairan untuk menggantikan cairan dan
elektrolit
2)
Makanan harus diteruskan selama diare untuk menghindari
efek buruk gizi
3)
Kaji diare, status hidrasi, ubun-ubun, turgor kulit,
mata, membran mukosa mulut, BB, intake out put, TTV dan aktivitas
4)
Penanganan fokus pada penyebab dan pemberian cairan
elektrolit oral atau parenteral, pemberian antibiotik dan ati parasit tidak
boleh secara rutin, tidak ada manfaatnya
1.1
Tinjauan
Asuhan Keperawatan
1.1.1
Pengkajian
Anamnesa
1)
Apakah konsistensi feses cair dan frekuensi defekasi
semakin sering?
2)
Apakah terdapat Muntah (umumnya tidak lama)?
3)
Apakah pasien Demam (mungkin ada mungkin tidak)?
4)
Apakah terdapat Kram abdomen?
5)
Apakah Membran mukosa pasien kering?
6)
Apakah Ubun-ubun pasien cekung?
7)
Adakah penurunan Berat badan?
8)
Apakah tampak pasien Malaise?
Pemeriksaan
Fisik
1)
Tanda-tanda Vital
(1)
Suhu, Nadi, Nafas
2)
Inspeksi
(1)
Inspeksi kulit untuk mengetahui adanya pucat
(2)
Inspeksi mulut untuk melihat adanya karies gigi,
penyakit periodontal, lesi dan celah bibir
(3)
Inspeksi abdomen untuk mengetahui tanda-tanda
distensi, depresi, herniasi umbilical, gerakan peristaltic yang tampak pada
dinding abdomen
(4)
Inspeksi anus terhadap adanya perdarahan rectum dan
hemoroid
3)
Auskultasi
(1)
Auskultasi abdomen harus dilakukan sebelum palpasi
atau perkusi untuk menghindari perubahan bising usus
(2)
Auskultasi abdomen untuk mengkaji bising usus
4)
Palpasi
(1)
Palpasi palatum lunak dan keras untuk kemungkinan
defek
(2)
Palpasi abdomen untuk menentukan adanya nyeri tekan,
regriditas, masa dan organomegali
5)
Perkusi
(1)
Lakukan perkusi pada abdomen untuk mengetahui adanya
gas yang berlebihan, masa, cairan dan pembesaran hepar
1.1.2
Rencana
Asuhan Keperawatan
1.1.2.1
Volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan out put berlebihan
1)
Tujuan : Cairan dan elektrolit tubuh seimbang
2)
Kriteria hasil :
1.
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi seperti ubun-ubun
datar, mukosabibir lembab, turgor baik
2.
BAB 1x/hari, konsistensi lembek
3.
Pasien tampak segar
3)
Intervensi dan rasional
(1)
Observasi Tanda-tanda vital tiap 4 jam
R : Pada pasien dehidrasi nadi bias sampai tidak teraba
(2)
Observasi
intake out put
R : Mengetahui status hidrasi pasien
(3)
Anjurkan ibu untuk memberikan banyak minum
R : Mempertahankan status hidrasi pasien
(4)
Kaji status hidrasi, turgor kulit, membran mukosa
R : Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan atau dehidrasi
(5)
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan
parenteral RL
R : Menambahkan masukan cairan parenteral sehingga hidrasi
tubuh dapat dipertahankan
1.1.2.2
Perubahan eliminasi berhubungan dengan infeksi bakteri
didalam usus
1)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3 x 24 jam masalah pasien dapat teratasi
2)
Kriteria hasil :
(1)
Konsistensi BAB lembek
(2)
Bising usus normal
(3)
Pasien tidak mencret
3)
Intervensi dan Rasional
(1)
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic
R
: Untuk membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi
(2)
Auskultasi bising usus
R
: Untuk mengobservasi bising usus bertambah atau berkurang
(3)
Anjurkan pada ibu pasien memberikan air minum hangat
R
: Air minum hangat dapat menghambat peristaltic usus
(4)
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti
diare
R : Menurunkan mobilitas usus, sehingga nutrisi makanan lebih
lambat berada di usus
1.1.2.3
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi pada
saluran pencernaan
1)
Tujuan : Suhu tubuh pasien dalam batas normal
2)
Kriteria hasil :
(1)
Pasien tidak menggigil
(2)
Mukosa bibir lembab
(3)
Suhu tubuh 36 – 375 oC
(4)
Pasien tampak tenang
(5)
WBC antara 4,1 – 10,9 K/uL
3)
Intervensi dan rasional
(1)
Observasi Tanda-tanda vital tiap 4 jam
R
: Mengetahui suhu tubuh untuk melakukan tindakan selanjutnya
(2)
Anjurkan kepada ibu pasien untuk memberi banyak minum
R
: Mempertahankan suhu tubuh normal
(3)
HE tentang melakukan kompres hangat
R
: Memperbesar pori-pori mempercepat penguapan dalam tubuh
(4)
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti
piretik
R
: Menjaga suhu tubuh menjadi stabil
1.1.2.4
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan
dengan mual dan muntah
1)
Tujuan : Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2)
Kriteria hasil :
(1)
Pasien tidak muntah-muntah lagi
(2)
Pasien dapat menghabiskan makanannya
(3)
Nafsu makan pasien bertambah
(4)
Pasien tampak segar
(5)
LILA 11-16,5 cm
(6)
Tekstur kulit lembut
3)
Intervensi dan rasional
(1)
Timbang berat badan tiap hari
R : Mengetahui tingkat berat badan pasien dan status nutrisi
pasien
(2)
Berikan suasana lingkungan yang rileks dan nyaman
R : Dapat meningkatkan nafsu makan pasien
(3)
Beri porsi makan sedikit tapi sering
R : Mencegah muntah, meningkatkan masukan nutrisi
(4)
Ukur lingkar lengan atas dan observasi tekstur kulit
R : Mengetahui status nutrisi pasien
(5)
Pertahankan kebersihan mulut yang baik
R : Memberikan rasa nyaman dan enak saat makan
(6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti emetik
R : Mengatasi rasa mual dan muntah
1.1.3
Evaluasi
1)
Kebutuhan cairan dan elektrolit pasien seimbang
2)
Konsistensi feses pasien lembek
3)
Suhu tubuh pasien dalam batas normal
4)
Nutrisi terpenuhi secara adekuat
0 comments:
Posting Komentar