Contoh Askep Apendisitis Terbaru 2015

BAB I
LANDASAN TEORI

PENGERTIAN
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis dan merupakan penyebab penyakit abdomen akut yang paling sering, penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30 tahun. 

Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu (apendiks) usus buntu merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat diusus besar, tepatnya didaerah perbatasan dengan usus halus. Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh tapi bukan merupakan organ yang penting. 

Apendisitis merupakan organ yang berbentuk tabung panjang dan sempit panajangnya kira-kira 10 cm dan berpangkal di sekum. Apendiks menghasilkan lender 1-2 ml perhari lender itu secara norma dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Adanya hambatan dalam pengaliran tersebut tampaknya merupakan penyebab timbulnya apendisitis di dalam apendiks juga terdapat ummunogrobulin sekretoal yang merupakan za t pelindung efektif terhadap infeksi dan ummunoglobulin yang banyak terdapat di dalam apendik  adalah Tg A. namun demikian, adanya pengangkatan terhadap apendiks tidak mempengaruhi system umum tubuh. Ini dikarenakan jumlah jaringan limfe yang terdapat pada apendiks kecil sekali bila dibandingkan dengan yang ada pada  saluran cerna lain. 


Contoh Askep Apendisitis Terbaru 2015

ETIOLOGI
Apendisitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri, berbagai hal berperan sebagai pencetusnya. Diantaranya adalah abtruksi yang terjadi pada lumen apendiks obtruksi ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan yang keras (fekait), hiperflasia jaringan limfoid, tumor apendiks, struktur, benda asing dalam tubuh dan cacing askaris dapat pula menyebabkan terjadinya sumbatan. Namun diantara penyebab obtruksi lumen tersebut. Fekalit dan hyperplasia jaringan limfoid  merupakan penyebab obtruksi yang paling sering terjadi penelitian epidemiologi menunjukkan peranan kebiasaan  mengkonsumsi  makanan rendah serat dan konstipasi akan menyebabkan meningkatnya tekanan intrasekal yang berakibat   timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman florakolon biasa. Semua ini  akan mempermudah timbulnya  apendisitis.

PATOFISIOLOGI 
Obtruksi yang terjadi menyebabkan mucus yang diproduksi mukosa mengalami  bendungan. Makin lama  mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga terjadi peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat ini menghambat aliran linfa yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri dan alserasi mukosa, pada saat jumlah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrum. 

Bila sekresi mucus trus berlanjut, tekanan akan terus meningkat, hal tersebut mengakibatkan obtruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan meluas dan mengenai peritoneum sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan  bawah  keadaan ini disebut apendisitis superatif akut. 

Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu pecah akan terjadi apendisitis perforasi. 

Pada anak-anak, kerana omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis, keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang, memudahkan terjadinya perforasi, sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada gagasan pembuluh darah. 

PARTH –WAY
Apendiks berisi makanan dan mengasingkan diri secara teratur
Pengosongan tidak efektif
Tersumbat oleh pekalit (masa keras dari feses), tumor atau benda asing
Apendiks inflamasi dan edema
Peningkatan tekanan untraluminal
Apendiks terisi pus
Nyeri abdomen
Appendisitis

MANIFESTASI KLINIS
Keluhan apendisitis biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilicus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. Dalam 2-12 jam nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau batuk. Terdapat juga keluhan anoveksia, malaise dan demam yang tidak terlalu tinggi biasanya juga terdapat konstistipasi, tetapu kadang-kadang terjadi diar, mual dan muntah. 

Pada permulaan timbulnya penyakit, belum ada keluhan abdomen yang menetap, namun dalam beberapa jam nyeri abdomen kanan bawah akan semakin progresif, dan dengan pemeriksaan seksama akan di dapat satu titik dengan nyeri maksimal. Nyeri lepas dan spasme biasanya juga muncul. Bila tanda rousing, psoas dan obtutator positif, akan semakin meyakinkan diagnosis klinis apendisitis.
Pada penderita apendisitis biasanya terjadi takipnea dari pernafasan dangkal dan frekuensi denyut nadi yang tinggi (fakikardi). 

PEMERIKSAAN APENDISITIS
Untuk mengetahui ada atau tidaknya apendisitis yang di derita oleh seseorang, terdapat teknik yang digunakan oleh dokter yaitu :

-Batuk efektif
Pasien diminta untuk melakukan batuk, sehingga terjadi tekanan pada daerah sekitar abdomen. Apabila terdapat nyeri pada umbicilicus dan kuadran kanan bawah, pasien dapat didiagnosis menderita apendisitis. 

-Nyeri tekan pindah
Pasien diminta untuk tidur terlentang (posisi supinasi), kemudian daerah pada abdomen di tekan dan dilepas. Apabila terdapat nyeri pada  kuadran kanan bawah, berarti pasien menderia apendisitis 

-Tes opturatur
Pasien diminta untuk duduk, pada bagian kanan ditekan dan diangkat, apabila terjadi nyeri pada abdomen bagian bawah, menunjukkan bahwa pasien menderita apendisitis. 

-Tes Opturatur Psoas
Pasien menekuk tungkai ke atas, ke bagian abdomen. Apabila terdapat nyeri pada kuadran kanan bawah, menunjukkan bahwa klien menderita apendisitis. 

Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat menegakkan diagnosa apendisitis yaitu : akan terjadi leukositas ringan (10.000 -  20.000/ml) dengan peningkatan jumlah netrofil. Pemeriksaan urin juga diperlukan untuk membedakan apendisitis dengan kelainan pada ginjal dan saluran kemih. 

Pada kasus akut, tidak diperbolehkan melakukan barium enema, sedangkan pada apendisitis kronis, tindakan ini dibenarkan pemeriksaan USG dilakukan bila terjadi infiltrate apendikularis. 

PENGOBATAN
Terapi yang tepat untuk penderita apendisitis adalah dengan membuang usus buntunya (apendiktomi). Pembedahan segera dilakukan untuk mencegah  terjadinya ruptus (pecah), terbentuknya obsess atau peradangan pada selaput rongga perut. 

Pada beberapa pembedahan, usus buntunya ditemukan normal. Tapi penundaan pembedahan ditemukan penyebab nyeri perutnya dapat berakibat fatal. Usus buntu yang terinfeksi bisa pecahb dalam waktu + 24 jam setelah gejalanya timbul. 

Pembedahan yang segera dilakukan bisa mengurangi angka kematian pada apendisitis, penderita dapat pulang ke RS dalam waktu 2-3 hari dan penyembuhan biasanya cepat dan sempurna.
Penatalaksanaan preoperative dan pascaoperasi
Sebelum operasi (preoperative)

OBSERVASI
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala-gejala apendisitis masih belum jelas, dalam keadaan ini, observasi ketat perlu dilakukan. Pasien diminta melakukan tirah baring dan puasakan. Pemeriksaan abdomen, rectal dan pemeriksaan darah perlu dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit lain. Pada kebanyakan kasus diagnosis ditegakkan dengan lokalisasi nyeri didaerah kanan bawah dalam waktu 12jam setelah timbulnya keluhan.
Intubasi bila perlu
Pemberian antibiotic untuk membunuh dan mencegah penyebaran mikroorganisme pathogen. 

PASCAOPERASI
Lakukan observasi TTV untuk mengetahui terjadinya perdarahan di dalam, syok, hipertemiia atau gangguan pernafasan. Angkat sonde lambung pasien tidak sadar sehingga aspirasi cairan, lambung dapat dicegah, baringkan pasien dalam posisi koluler. Pasien dikatakan baik bila dalam waktu 12 jam tidak terjadi gangguan, selama itu pasien dipuasakan. Bila tindakan operasi lebih besar, puasa diteruskan sampai fungsi usus  kembali normal.

Kemudian berikan minum mulai 15 ml/jam selama 4-5 jam lalu naikkan menjadi 30 ml/jam. Keesokan harinya berikan makanan saring, dan hari berikutnya diberikan makanan lunak. 

Satu hari pascaoperasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama 2x30 menit pada hari ke dua pasien dapat berdiri duduk di luar kamar. Hari ke tujuh jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang. 

INTERVENSI
No Tujuan Intervensi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang dengan KH
Pain control (1605)
•(16051) kenali factor penyebab
•(160503) penggunaan pencegahan nyeri yang dapat diukur.
•(160505) penggunaan analgesic kalau perlu
•(160504) penggunaan non analgesic
•(160510) penggunaan catatan nyeri
•(160511) mencatat control nyeri atau berkurang
1.Tidak Menunjukkan
2.Jarang Menunjukkan
3.Setiap Saat Menunjukkan
4.Sering Menunjukkan
5.Secara Terus Menerus Menunjukkan

Setelah dilakukan tindakan  keperawatan selama ……..x 24 jam diharapkan pasien tidak mengatur deficit volume cairan di dalam tubuhnya dengan KH 
FLUID BALANCE (0601)
•(060101) tekanan darah dalam rentang normal
•(060102) tekanan rata-rata arteri dalam rentang normal
•(060103) tekanan vena tengah dalam rentang normal
•(060104) tekanan fulmonal dalam rentang normal.
•(060105) nadi terifer teratur
•(060106) tidak tampak perubahan tekanan osmotic
•(060107) dalam 24 jam terjadi keseimbangan pemasukan dan pengeluaran makanan.
•(060108) tidak ada gangguan pernapasan.
•(060109) berat badan stabil.
Dengan keterangan
1 = tekanan yang sangat tinggi
2 = peningkatan yang besar
3 = peningkatan yang cukup
4 = peningkatan yang ringan
5 = tidak terjadi peningkatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …….. x 24 jam diharapkan suhu tubuh pasien dalam rentang normal deng K H
THERMO REGULATION (0800)
•(080010) Suhu kulit dalam rentang normal
•(080002) suhu tubuh dalam rentang normal 
•(080003) tidak terasa sakit kepala
•(080004) tidak terasa sakit pada otot
•(080005) pasien tidak cepat marah
•(080006) tidak tampak lagi perasaan ngantuk
•(080007) tidak tampak perubahan warna kulit
•(080008) tidak tampak perasaan gugup
•(080009) bulu roma tegak saat dingin
•(0800010) dapat berkeringat saat panas
•(0800011) tidak menggigil saat dingin
•(0800012) nadi dalam rental normal
•(0800013) vespirasi dalam rentang normal.

Dengan keterangan :
1 = peningkatan sangat tinggi
2 =  peningkatan yang besar
3 = peningkatan yang cukup
4 = peningkatan yang ringan
5 = tidak terjadi peningkatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam . x24 jam, diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri dengan criteria hasil :
AKTIVITY TOLERANCE (0005)
•(000502) denyut nadi dalam rentang normal
•(000508) mampu menunjukkan usaha
•(000509) pasien mampu berjalan dengan selangkah
•(0005010) pasien mampu berjalan dengan jarak yang jauh.
•(0005011) pasien mampu menaiki tangga






Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x24 jam, diharapkan pasien dapat tidur dengan nyaman dengan K H.
Rest (0003)
•(000301) mampu mengontrol jumlah waktu tidur
•(000302) mampu mengontrol pola tidur pasien
•(000303) mampu mengontrol kualitas tidur pasien
•(000304) mampu mengontrol kemampuan fisik pasien untuk tidur
•(000305) mampu menyatakan perasaan segar setelah bangun tidur

Setelah dkilakukan tindakan keperawatan selama …………….. X 24 jam diharapkan pasien dapat menghilangkan rasa cemas pasien terhadap penyakitnya dengan criteria hasil :
ANXIETY CONTROL (1402)
•(140201) monitor intensitas cemas
•(140202) eliminasi tanda penyebab cemas
•(140203) menurunkan stimulasi lingkungan apabila terjadi kecemasan
•(140204) mencari informasi untuk menurunkan kecemasan 
•(140205) merencanakan stretegi koping untuk stimulasi cemas
•(140206) menggunakan strategi koping yang efektif
•(140207) menggunakan teknik velaksasi untuk menurunkan cemas
•(140208) mencatat durasi penu-runan dari episode cemas
•(140211) mampu mempe-rtahankan hubungan social.
•(140212) mampu memper-tahankan konsentrasi.
Dengan keterangan
1 = tidak menunjukkan
2 = jarang menunjukkan
3 = setiap saat menunjukkan
4 = sering menunjukkan
5 = terus menerus menunjukkan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama X 24 jam diharapkan penampilan pasien tampak terawat dengan K H :
Self Care : Hygiene (0305)
(030501) pasien dapat mencuci tangan
(030502) memakai deodorant 
(030503) daerah perianal bersih
(030504) telinga bersih
(030505) menjaga hidung tetap bersih
(030506) mempertahankan kebersihan mulut.
Dengan keterangan
1 = tergantung, tidak ikut serta
2 = memerlukan bantuan orang dan alat
3 = memerlukan bantuan orang
4 = sendiri dengan bantuan alat
5 = bisa melakukan sendiri
Setelah dilakukan  tindakan perawatan selama 2 x 24 jam diharapkan klien tahu akan penyakitnya dengan KH:
•Knowledge : disease process (1803)
•(180302) Deskripsi proses penyakit
•(180304) deskripsi factor resiko
•(180305) deskripsi efek dari penyakit
•(18036) deskripsi tanda dan gejala
•(180311) deskripsi tindakan pencegahan untuk mencegah komplikasi
•(180303) menggambarkan penyebab/faktor penyebab penyakit
•(180307) menggambarkan gejala penyakit
Dengan keterangan
1 = tidak menunjukkan
2 = Jarang menunjukkan
3 = setiap saat menunjukkan
4 = Sering menunjukkan
5 = secara terus menerus menunjukkanManajemen nyeri
•Kaji skala nyeri, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
•Ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi dan distraksi)
•Pertimbangan tipe dan sumber  nyeri ketika memilih strategi untuk meringankan nyeri
•Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic
•Berikan informasi mengenai nyeri, misalnya penyebab nyeri, berapa lama akan berakhir dan antisipasi ketidaksamaan dari prosedur
•Tentukan frekuensi yang diperlukan untuk membuat pasien nyaman dan monitor rencana selanjutnya.
•Observasi tanda non verbal dari ketidaknyamanan, terutama pada ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara verbal.


FLUID BALANCE (4120)
Catat berat badan dan monitor gejala
Gunakan kateter urine jika diperlukan
Monitor hasil lab secara efektif untuk retensi cairan (menurunkan peningkatan BUN, penurunan hematokrit, peningkatan level osmolisase urine, dan kecenderungan peningkatan yang spesifik).
Monitor status hemodinamik seperti (CUP, MAP, PAP dan PCWP jika memungkinkan).
Monitor indikasi kelebihan dan kekurangan cairan
Monitor perubahan berat badan sebelujm dan sesudah dianalisis jika nampak
Monitor pemasukan makanan dan minuman dan jumlahkan intake kalori harian jika diperlukan
Monitor status nutrisi
Pelihara catatan keakuratan pemasukan dan pengeluaran cairan.




TEMPERATUR REGULATION (3900)
Monitor temperature setiap 2 jam sekali jika diperlukan
Monitor perubahan temperature sampai stabil
Monitor tekanan darah, nadi dan pernafasan jika diperlukan
Monitor warna kulit dan suhunya
Monitor laporan tanda dan gejala dari hipotermi dan hipertermi
Naikkan masukan cairan dan makanan yang adekuat
Sesuaikan suhu lingkungan sesuai yang diinginkan pasien
Ajarkan indikasi dari hipotermi dan jika diperlukan gunakan treatment darurat
Tempatkan pada daerah yang diisolasi terbebas dari panas
Gunakan selimut tipis jika diperlukan
Kolaborasikan dengan dokter untuk obat anti pretik yang dibutuhkan


ACTIVITY THERAPY (4310)
-kolaborasikan dengan pekerjaan fisik dan atau terpi rekreasi dalam perencanaan dan memantau aktivitas program jika diperlukan
-monitor respon emosional, perasaan, social dan spiritual dari aktivitas
-Bantu pasien untuk menggali maksud dari dalam diri dari kebiasaan beraktivitas dan aktivitas favorit pasien
-Bantu pasien untuk memilih aktivitas sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, dan kapasitas social.
-Bantu pasien untuk focus dan yang bisa dilakukan pasien yang lebih atau kurang.
-Bantu untuk mengidentifikasi dan menemukan yang dibutuhkan dari keinginan beraktivitas.

SLEEP ENHANCEMENT (1850)
Tentukan aktivitas tidur pasien
Perkirakan waktu tidur pasien yang teratur
Monitor pola tidur dan lama tidur pasien dalam jam
Sesuaikan lingkungan seperti cahaya, berisik, suhu, alas tidur, dan tempat tidur untuk meningkatkan tidur.
Bantu untuk membuat  factor strees sebelum tiba waktu tidur
Monitor makanan sebelum tidur dan selingan yang tepat dengan tidur
Naikkan peningkatan waktu untuk tidur jika diperlukan.
ANXIETY REDUCTION (5820)
-Ciptakan keterangan, mendatangkan ketentraman
-Cari pengertian pasien dari situasi cemas
-Tinggal dengan pasien untuk memantau kenyamanan dan menciptakan keterbukaan
-Anjurkan pasien untuk tinggal dengan anaknya, jika diperlukan
-Sediakan bahan untuk tanda dari kenyamanan
-Berikan gosokan pada daerah belakang dan gesekan leher
-Anjurkan tidak melakukan aktivitas yang berat
-Dengarkan dan perhatikan keluhan dari pasien
-Kuatkan dari perlakuan
-Ciptakan suasana nyaman dari fasilitas rumah sakit
-Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan persepsi cemas
-Intruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
-Berikan pengobatan medis untuk menhilangkan cemas.
BATHING (16010)
-Cuci rambut jika diperlukan dan dibutuhkan
-Bantu dengan perawatan perineal jika diperlukan
-Berikan deodorant / farfum
-Lakukan perendaman kaki jika diperlukan
-Ukur pasien jika diperlukan
-Tawarkan mencuci tangan setelah ke toilet dan sebelum makan
-Gunakan bubuk pengering untuk lipatan kulit bagian dalam
-Monitor kondisi kulit saat mandi
-Monitor kemampuan saat mandi

•Teaching diseases ; process
•Jelaskan potofisiologi penyakit
•Diskusikan pilihan terapi
•Deskripsikan manajement dan terapi
•Informasikan klien mengenai penyakitnya
•Jelaskan kepada klien penyebab dari penyakitnya
•Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
•Anjurkan pasien mencegah atau meminimalkan etek samping dari penyakitnya
•Anjurkan pasien untuk melaporkan tanda dan gejala untuk perlindungan kesehatan


BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN APPENDICITIES


A.Pengkajian
Tanggal  masuk:
Jam Masuk:
Ruang:
1.Biodata
a.Identitas Pasien
Nama:
Tempat, tanggal lahir:
Umur:
Agama:
Jenis Kelamin:
Alamat:
Suku/bangsa:
Pekerjaan:
Pendidikan:
Status:
b.Identitas Penanggung jawab:
Nama:
Tempat, tanggal lahir:
Umur:
Agama:
Jenis Kelamin:
Alamat:
Suku/bangsa:
Pekerjaan:
Pendidikan:
Status:
Hubungan dengan pasien:
2.Riwayat Kesehatan
a.Keluhan Utama
Nyeri pada perut kanan bagian bawah
b.Riwayat Kesehatan sekarang
Pasien mual, muntah, anoreksia, nyeri yang hebat pada perut bagian kanan bawah. Pasien demam. Pasien mengalami kontipasi pada awal atau diare kadang-kadang. Pasien takipnea, takikardi, dan pernafasannya dangkal. Pasien berperilaku hati-hati dan mengalami malaise.
c.Riwayat kesehatan dahulu
Pasien sering merasa nyeri pada perutnya, bakan terkadang muntah karena rasa mual. Pasien menyukai  makanan yang pedas. Adanya benda keras yang tersangkut pada apendiks seperti najis, sisa-sisa makanan seperti biji-bijian seperti biji cabe, baru karang, cacing dan tumor.
d.Riwayat Kesehatan keluarga
Keluarga tidak meiliki penyakit keturunan
e.Genogram

Keterangan:
: Laki-laki: Meninggal
: Perempuan: Pasien
: Meninggal: Tingal dalam satu rumah
f.Riwayat kesehatan lingkungan

3.Pola fungsi kesehatan (gordon)
a.Persepsi terhadap kesehatan
b.Pola aktivitas latihan
Aktivitas01234
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi
Mobilisasi di temat tidur
ROM
Ambulansi
Makan

Keterangan
O : Mandiri
1: dibantu alat
2: Dibantu orang lain
3: Dibantu orang lain dan alat
4: tergantung total
c.Pola istirahat tidur
Penderita mengalami gangguan pada pola tidur dan istirahat karena nyeri pada perut bagian kanan bawah
d.Pola nutrisi metabolic
Penderita tidak nafsu makan dan sering  mual muntah. Penderita menolak makan  dan makan hanya sedikit
e.Pola eliminasi
Penderita mengalami diare karena pengosongan rektum menjadi lebih cepat dan berulang-ulang, peristaltik usus meningkat, penderita mengalami peningkatan frekuensi kemih karena  rangsangan dinding kantung kemih. Penderita mengalami konstipasi dan diare kadang-kadang
f.Pola kognitif perseptual
g.Pola konsep diri
•Harga diri: harga diri penderita terganggu karena penderita mengalami cemas dengan penyakitnya
•Ideal diri:
•Identitas diri:
•Gambaran diri:
•Peran diri:
h.Pola koping
i.Pola seksual reproduksi
Pola seksual reproduksi mengalami gangguan karena peningkatan frekuensi kemih
j.Pola peran hubungan
k.Pola nilai dan kepercayaan
Pasien beragama hindu dan rajin beribadah
4.Pemeriksaan Fisik
a.Tanda-tanda vital
Suhu: hipertermi
Nadi: Takikardia
TD: Normal
RR: Takipnea
b.Keadaan Umum
Keadaan umum penderita lemah, CM
c.Kulit, rambut, kuku
oInspeksi: warna kulit memerah, terapat lesi pada kulit abdomen, jumlah rambut sedikit, warna dan bentuk kuku normal, kuku tampak panjang, kotor serta hitam, rambut tampak kotor.
oPalpasi: Kulit pasien hangat dan kering
d.Kepala
oInspeksi: muka simetris, rambut kotor, kulit kepala kotor
oPalpasi:tidak ada luka pada kulit kepala dan tidak ada deformitas pada bentuk kepala
e.Mata
Tidak ada gangguan pada penglihatan pada kedua mata, tidak ada kelainan bentuk pada kedua bola mata, tidak ada masa pada kelopak mata, kunjungtiva berwarna pucat, sklera berwarna merah, korne iris dan lensa tampak normal, terjadi dilatasi pupil.
f.Telinga
oInspeksi: bentuk daun telinga normal, liang telinga tampak kotor
oPendengaran klien tidak  mengalami gangguan
g.Hidung
oInspeksi: hidung bersih, tidak ada ingus/secret atau perdarahan dan penyumbatan
oPalpasi : septum dan sinus-sinus pasien norma;
h.Mulut
oInspeksi: tidak terdapat stomatitis pada mulut, gigi tampak kotor, gusi dan lidah tampak kotor, bibir tampak pucat dan kering.
oPalpasi : penderita mengalami gangguan pada saat menelan (disfagia)
i.Leher
Bentuk leher normal, tidak ada kelainan warna antara warna leher dan warna kulit sekitarnya
j.Dada
Bentruk dada normal, tidak terdapat retraksi, warna kulit sama dengan sekitarnya
k.Paru-paru
Tidak terdapat suara pernafasan abnormal pada pdenrita, frekuensi nafas cepat dan dangkal, frekuensi nafas meningkat.
l.Jantung
Frekuensi denyut jantung, klien meningkat (takikardi)
m.Abdomen
oInspeksi: Adanya abdominal swiling, adanya distensi perut
oAuskultasi: peristaltik usus meningkat penurunan bising usus
oPalpasi: adanya nyeri tekan pada bagian perut kanan bawah ketika ditekan dan nyeri akan terasa juga ketika tekanan dilepas. Adanya rovsing sign dan Blumberg sign
n.Ekstremitas
Ekstremitas atas maupun bawah tidak mengalami gangguan
o.Alat kelamin
Tidak ada kelainan bentuk pada alat kelamin, alat kelamin tampak kotor dan bau
p.Muskuloskeletal
oOtot : otot-otot pada ekstremitas atas dan bawah tidak mengalami gangguan fungsi, otot-otot pada bagian perut tegang atau kaku.
oTulang : tidak terdapat deformitas dan udema pada tulang klien
oPersendian : persendian pada ekstremitas atas dan bawah tidak mengalami gangguan, penderita memerlukan bantuan orang lain untuk beraktivitas karena nyeri abdomen.
q.Neurologi
5.Pemeriksaan Penunjang
oLaboratorium : terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan tes protem reaktif (CRP)
oRadiologi : terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan CT scan
6.Obat yang diberikan
Penderita akan diberikan obat antibiotik dan penahan sakit




B.Diagnosa Keperawatan
1.Data Fokus
oNyeri pada perut kanan bawah
oMual, muntah, anoreksia
oPenderita mengalami konstipasi pada awal dan terkadang diare
oTTV: - TD: Normal
  - Nadi: takikardi
  - RR: Takipnea
  - Suhu: Hipertermi
oPernafasan dangkal dan cepat
oPenderita berperilaku hati-hati dan mengalami malaise
oPenderita mengalami gangguan pola tidur dan istirahat karena nyeri perut bagian kanan bawah.
oTerjadi dilatasi pupil
oPenderita menolak makan dan minum sedikit
oPeristaltik usus meningkat
oPenderita mengalami peningkatan frekuensi kemih
oHarga diri penderita terganggu karena penderita cemas dengan sekitarnya
oPenerita mengalami gangguan pola seksual reproduksi
oKuku tampak panjang, kotor serta hitam, rambut kotor
oRambut rontok, jumlah rambut sedikit
oKulit kepala kotor
oKunjungtiva berwarna pucat
oSklera berwarna merah
oLiang telinga tampak kotor
oGigi, gusi dan lidah tampak kotor
oBibir tampak pucat dan kering
oAdanya abdominal swiling
oAdanya rovsing signs dan blemberg sign
oKulit memerah
oKeterbatasan ROM
oAktifitas dibantu orang lain
oTampak gelisah
oCemas
oKhawatir

Analisa Data
SYMPTOMETIOLOGIPROBLEM
oNyeri pada perut kanan bawah
oPenderita berperilaku hati-hati dan malaise
oGangguan tidur
oPerubahan dalam nafsu makan
oTerjadi dilatasi pupil
oTD         : normal
RR       : Takipnea
Nadi     : TakikardiImflamasi ususNyeri akut
oMuntah
oHipertermi
oKulit kering
oBibir tampak kering dan pucat
oPenderita mengalami peningkatan frekuensi kemihMual dan muntahVolume cairan
oSuhu demam
oTakikardi
oTakipnea
oKulit teraba hangat
oKulit tampak merahPenyakit (appendicities)Hipertermi
oPenderita mengalami gangguan pola tidur dan nyeri perut bagian istirahat karena nyeri perit bagian kanan bawah
oSklera memerahNyeri perut bagian kanan bawahGangguan pola tidur
oHarga diri penderita terganggu karena penderita cemas dengan penyakitnya
o Insomnia
oNyeri pada perut
oTakipnea
oPeningkatan frekuensi berkemih
oTakikardi
oDilatasi pupil
oAnoreksia
oMulut tampak pucat dan kering
oMualPerubahan status kesehatanAnsietas
oKelemahan
oNadi : takikardi
oAktivitas dibantu orang lain
oKeterbatasan ROMTirah baring atau imobilisasiIntoleransi aktivitas
oAlat kelamin tampak kotor
oPenampilan tampak buruk dan bau
oKuku tampak panjang, kotor dan hitam
oGigi, gusi dan lidah tampak kotorNyeriDefisit perawatan diri mandi
oKlien tampak gelisah dan bertanya-tanya tentang penyakit penyakitnya
oGelisah
oCemas
oKhawatirTidak familier dengan informasiKurang pengetahuan camppendiatis

Prioritas Masalah
1.Nyeri akut b/d inflamasi usus
2.Kekurangan volume : cairan b/d mual dan muntah
3.Hipertermi b/d penyakit (appendicities)
4.Intoleransi aktivitas b/d tirah baring atau imobilisasi
5.Gangguan pola tidur b/d nyeri perut bagian kanan bawah
6.Ansietas b/d perubahan status kesehatan
7.Defisit perawatan diri mandi b/d nyeri
8.Kurang pengetahuan b/d tidak familiar dengan sumber informasi


BAB III
PENUTUP


A.KESIMPULAN
Dari makalah yang telah kami susun dapat disimpulkan bahwa apendisita adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Adapun gejala dari apendisitis adalah nyeri samar (nyeri tumpul) di daerah epigastrium diu sekitar umbilikus atau periumbilikus. Keluhan  ini biasanya isertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada umumnya nafsu makan menurun.  Kemudian dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, ke titik Mc Burney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga merupakan nyeri somatik setempat. Namun terkadang, tidak dirasakan adanya nyeri di daerah epigastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar. Tindakan ini dianggap berbahaya kaena bisa mempermudah terjadinya perforasi. Terkadang apendisitis juga disertai dengan demam derejat rendah sekitar derajat celcius. Adapun diagnosa-diagnosa yang mungkin timbul dari kasus di atas adalah:
1.Nyeri akut b/d agen cedera fisik : luka post operasi
2.Kekurangan volume  cairan b/d mual dan muntah
3.Hipertermi b/d penyakit (appendicities)
4.Intoleransi aktivitas b/d nyeri akut
5.Gangguan pola tidur b/d nyeri akut
6.Ansietas b/d perubahan status kesehata
7.Defisit perawatan diri b/d nyeri akut
8.Kurang pengetahuan b/d tidak familiar

B.Saran
Dari hasil pembahasan landasan teori pada penderita apendisitis agar tetap menjaga pola makan dan mengurangi makanan yang berpotensi dapat mengakibatkan apendisitis, serta rajin mengkonsumsi makanan berserat agar pencernaan lancar dan tidak adanya tinja yang membatu yang dapat menyebabkan apendisitis.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medical bedah, EGC: Jakarta
Tim penyusun.2005. Panduan diagnosa keperawatan. NANDA Prima Medika
Mansjoer, Arif.2000. Kapita Selekta kedokteran. Jilid 2 Media Aesailapius. Jakarta
Medicastore.2005. Usus Buntu. http:/www.mediastore.co.id
Johnson, Marion dan Maridean mass.2004. NOC.USA: Mosby-year book.
Mc Loskey, Joanne C dan Gloria M. Bulechee.2004. NK.USA: Mobby-year book.
Advertisement
Contoh Askep Apendisitis Terbaru 2015 | Keperawatan | 5

0 comments:

Posting Komentar