Contoh Supervisi Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan

pengertian
Supervisi merupakan Upaya untuk review membantu Pembinaan Dan peningkatan kemampuan parties Yang disupervisi agar mereka can be melaksanakan telkom activities Yang has ditetapkan Beroperasi pengerjaannya efisien Dan Efektif (Sudjana D, 2004).
Arief (1987) merumuskan supervisi sebagai Suatu Proses activities hearts Upaya meningkatkan kemampuan Dan keterampilan Tenaga pelaksana Program, Program sehingga ITU can be terlaksana Sesuai DENGAN proses menerjemahkan artikel komersial Yang diharapkan. Supervisi keperawatan Adalah activities Pengawasan Dan Pembinaan Yang dilakukan Beroperasi berkesinambungan Oleh pengawas mencakup masalah Pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan, Dan Peralatan agar Pasien mendapat Pelayanan Yang BERMUTU seriap Saat (Depkes, 2000).


Unsur pokok
Dalam melaksanakan supervisi Terdapat beberapa Unsur pokok. Unsur-unsur pokok Yang revoked * Menurut Azwar (1996) Adalah: 1. Pelaksana; 2. Sasaran; 3. Frekuensi; 4. Tinjuan; Dan 5. Teknik.
1. Pelaksana
Pelaksana ATAU Yang bertanggung jawab melaksanakan supervisi Adalah atasan, yakni mereka Yang memiliki Kelebihan hearts organisasi serta. Kelebihan Yang revoked Sering dikaitkan Status DENGAN Yang LEBIH Tinggi (Supervisor) Dan KARENA ITU fungsi fungsi supervisi Memang dimiliki Oleh atasan. Namun untuk review keberhasilan supervisi, Yang LEBIH Diutamakan Adalah Kelebihan Pengetahuan ATAU keterampilan.
Ali Zaidin membagi Tingkatan manajer hearts melakukan pengawasan   Menjadi:
a.   Manajer Puncak (Top Manager)
Manajer Puncak bertanggung jawab differences Seluruh activities Dari hasil temuan activities   Serta Proses manajemen organisasi serta. Tugas utamanya menetapkan kebijaksanakan (kebijakan), memebrikan Petunjuk ATAU pengarahan Sales manager berkaitan DENGAN tujuan such as inviting participation: Kakanwil Depkes Propinsi, Kadinkes Daerah, Direktur RS, Dan sebagainya.

b.   Manajer Menengah (tengah, Manager)
Manajer Menengah Penyanyi memimpin sebagian manajer Tingkat Pertama. Tugasnya menjabarkan kebijaksanaan atas manajer Ke hearts Program-Program such as inviting participation: Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang, Kasubdin Propinsi, Kasubag Dati II.

c.   Manajer Tingkat Pertama ( First Line, Tingkat I Manajer Pengawas Manajer
Manajer Tingkat Bawah Yang bertugas memimpin Langsung para pelaksana ATAU pekerja. Melaksanakan supervisi sebagai mandor ATAU pengawas. Such as inviting participation: Kepala Seksi Dan Kepala Urusan.
Untuk review can be melaksanakan supervisi DENGAN Baik diperlukan beberapa Syarat ATAU karakteristik Yang Harus dimiliki Oleh pelaksana supervisi ATAU pengawas (Azwar, 1996) Adalah:
1.     Sebaiknya pelaksana supervisi Adalah atasan Langsung Dari Yang disupervisi, ATAU apabila TIDAK mungkin can be ditunjuk staf KHUSUS DENGAN Batas-Batas wewenang Dan tanggung jawab Yang Jelas.
2.     Pelaksana supervisi Harus memiliki Pengetahuan Dan keterampilan Yang Cukup Beroperasi untuk review Pekerjaan Yang disupervisi.
3.     Pelaksana supervisi Harus memiliki keterampilan melakukan supervisi artinya Memahami Prinsip-Prinsip pokok Serta teknik supervisi.
4.     Pelaksana supervisi Harus mempunyai Sifat edukatif, suportif, Dan Bukan Otoriter.
5.     Pelaksana Harus mempunyai Waktu Yang Cukup, TIDAK tergesa-tergesa melainkan Beroperasi sabar berupaya meningkatkan Pengetahuan, keterampilan, Dan SIKAP bawahan Yang disupervisi.
Pelaksana supervisi Yang baik, memerlukan Bekal kemampuan Yang Banyak. Selain lima Syarat ATAU karakteristik di differences also Dibutuhkan kemampuan melakukan communication, Motivasi, pengarahan, Bimbingan, Dan KEPEMIMPINAN.
Dalam Pelaksanaan supervisi, akan Terdapat doa parties Yang melakukan Hubungan activities, Yaitu parties Supervisor Dan parties Yang disupervisi. Supervisor melakukan activities Pelayanan profesional untuk review membantu ATAU membimbing parties Yang dilayani. Parties Yang disupervisi Inilah Yang MENERIMA LAYANAN profesional Berupa Bantuan Dan Bimbingan agar mereka can be meningkatkan kemampuan hearts melaksanakan activities Beroperasi pengerjaannya efisien Dan Efektif (Sudjana, 2004).
* Menurut WHO (1999) Proses Pengawasan pegawai yang Baik   Harus:
1.   Tepat Waktu, artinya untuk review mempertahankan standar kerja, tindakan Pengawasan Harus dilakukan PADA Saat Yang Tepat.
2.   Sederhana, artinya tindakan Pengawasan Harus sederhana, Bila TIDAK akan memerlukan Waktu lama untuk review Checklists Memverifikasi Dan menghasilkan Efek Yang diinginkan.
3.   Minimal, artinya Pengawasan Harus disediakan Sedikit mungkin, yakni Sedikit Yang diperlukan untuk review menjamin Pekerjaan akan diselesaikan Dan standar dipertahankan.
4.   Luwes, artinya Pengawasan Yang Selalu kaku can be Menjadi seperti Senjata Makan Tuan, para pekerja akan Mencoba menghindarinya.


2. Sasaran
Sasaran ATAU objek Dari supervisi Adalah Pekerjaan Yang dilakukan Oleh bawahan Yang Pekerjaan melakukan. Sasaran vang dilakukan Oleh bawahan disebut sebagai Sasaran Langsung.

3. Frekuensi
Supervisi Harus dilakukan DENGAN Frekuensi Yang BERBEDA. Supervisi Yang dilakukan Hanya Sekali, bukanlah supervisi yang Baik.  TIDAK ADA Pedoman Yang Pasti TENTANG seberapa Sering supervisi dilakukan. Pegangan Umum Yang digunakan Bergantung pada derajat kesulitan Pekerjaan Yang dilakukan Serta Sifat penyesuaian Yang akan dilakukan.
* Menurut Nursalam (2002) hearts melakukan supervisi Yang Tepat, pengawas Harus Bisa menentukan   Kapan Dan   APA Yang Perlu dilakukan pengawasan Dan   Bantuan. Sepanjang Kontrol / supervisi Penting, Bergantung pada bagaimana staf melihatnya:
1. Overcontrol. Kontrol Yang Terlalu Berlebihan akan merusak Delegasi Yang diberikan sehingga staf TIDAK akan can be memikul tanggung jawabnya. 
2. Undercontrol. Kontrol Yang Kurang also akan berdampak buruk Terhadap Delegasi, di mana staf akan TIDAK Produktif melaksanakan telkom limpah Dan berdampak Beroperasi signifikan Terhadap hasil temuan Yang diharapkan. Hal Penyanyi akan berdampak Terhadap pemborosan Waktu Dan Anggaran Yang sebenarnya can be dihindarkan. Berikan kesempatan Waktu Yang Cukup ditunjukan kepada staf untuk review Berpikir Dan rnelaksanakan telkom tersebut.     
4. Tujuan
Tujuan supervisi Adalah memberikan Bantuan ditunjukan kepada bawahan Beroperasi Langsung, sehingga bawahan memiliki Bekal Yang Cukup untuk review can be melaksanakan telkom ATAU Pekerjaan DENGAN hasil temuan yang Baik.
* Menurut WHO (1999), tujuan Pengawasan Adalah:
1.   Menjamin bahwa Pekerjaan dilaksanakan Sesuai DENGAN tujuan Yang has ditetapkan hearts tempo Yang diberikan DENGAN using Sumber Daya Yang Jumlah: Tersedia.
2.   Memungkinkan pengawas menyadari Kekurangan-Kekurangan para Petugas kesehatan hearts HAL kemampuan, Pengetahuan, Dan pemahaman Serta mengatur Pelatihan Yang Sesuai.
3.   Memungkinkan para pengawas mengenali Dan Memberi penghargaan differences Pekerjaan   Yang, baik Dan mengenali staf Yang layak diberikan kenaikan Jabatan Dan Pelatihan LEBIH lanjut.
4.   Memungkinkan manajemen bahwa Sumber Yang disediakan Bagi Petugas has Cukup Dan dipergunakan DENGAN Baik.
5. Memungkinkan manajemen menentukan penyebab Kekurangan PADA costs kos tersebut.

5. Teknik
Kegiatan pokok PADA supervisi PADA dasarnya mencakup empat dalam HAL Yang bersifat pokok, Yaitu: (1) menetapkan masalah Dan Prioritas; (2) menetapkan penyebab masalah, Prioritas Dan jalan keluarnya; (3) melaksanakan jalan Keluar; Dan (4) menilai hasil temuan Yang dicapai untuk review Tindak lanjut berikutnya.
Untuk review   can be melaksanakan supervisi yang Baik   ADA doa tehnik, Yaitu:
1.   Pengamatan Langsung
Pengamatan Yang Langsung dilaksanakan supervisi Dan Harus memerhatikan:
(1) Sasaran pengamatan
Pengamatan Langsung Yang TIDAK Jelas sasarannya, can be kebingungan menimbulkan. Untuk review mencegah keadaan Penyanyi, Maka pengamatan Langsung ditujukan PADA Sesuatu Yang bersifat pokok Dan Strategis Saja.
(2) Objektivitas pengamatan
Pengamatan Langsung Yang TIDAK, terstandardisasi can be mengganggu objektivitas. Untuk review mencegah keadaan seperti Penyanyi, Maka diperlukan Suatu bentuk Daftar Isian ATAU checklist Yang has dipersiapkan.
(3) Pendekatan pengamatan
Pengamatan Langsung Sering menimbulkan different Dampak Dan Kesan negatif, such as inviting participation; rasa Takut, TIDAK Senang, ATAU Kesan mengganggu Pekerjaan. Dianjurkan pendekatan pengamatan dilakukan Beroperasi edukatif Dan suportif, Bukan Kekuasaan ATAU Otoriter.

2. Kerja sama

Keberhasilan Pemberian Bantuan hearts Upaya meningkatkan penampilan bawahan hearts supervisi, Perlu terjalin kerja sama ANTARA pengawas DENGAN Yang disupervisi. Kerja sama tersebut akan terwujud Bila terjalin communication Yang baik, sehingga mereka Yang disupervisi merasakan masalah Yang dihadapi Adalah also masalah mereka Sendiri (Azwar, 1996).
Advertisement
Contoh Supervisi Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan | Keperawatan | 5

0 comments:

Posting Komentar